Satu Pagi di KL, September 1986

Sejak era 1957 hingga 2022, kita telah 101 kali bertemu Malaysia di berbagai event

Satu Pagi di KL, September 1986
M. Nigara, Wartawan Sepakbola Senior

M. Nigara
Wartawan Sepakbola Senior

MONDE - SABTU (27/9/1986), udara pagi begitu cerah. Tak jauh dari hotel Furama, Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia, kehidupan menggeliat demikian rupa.

Lapak dan kios kaki lima, khususnya pedagang panganan, dibanjiri mereka yang ingin sarapan. Saya (BOLA), sahabat Riang Panjaitan (Sinar Pagi), Eddy Lahengko (Suara Pembaruan), dan Mimi Alqamar (Prioritas) ikut membaur. Meski ada breakfast dari hotel, pagi itu kami sengaja ingin makan di kaki lima.

Oh ya, kami berempat ikut dengan tim Liga Selection yang melakukan lawatan ke Malaysia dan Singapura.  Tim ini sengaja dibentuk PSSI agar  para pemain yang secara teknis sesungguhnya bisa bergabung ke Tim Nasional Asian Games 1986, di Seoul, Korsel, tapi karena keterbatasan jumlah, terpaksa ditinggalkan, tidak kecewa.

Rombongan ini dipimpin oleh Mayjen TNI (Purn) Acub Zainal, admininstrator Galatama sebagai Chef de Mission. Manajer tim dijabat Andi Darussalam atau akrab kami sapa Bang ADS sebagai tim-manajer, dan pelatih duet Danurwindo serta Danan Jaya. Nah, tim itu selama di KL, bermarkas di Furama.

*"Indonesia, Win La!"*
Kembali ke pedagang Nasi Lemak (Nasi Uduk) versi Kuala Lumpur, tidak jauh dari hotel. Kami berempat duduk di salah satu sisi.

Belum lagi pesanan kami datang, tiba-tiba ada seseorang mendatangi kami. "Encik dari Indonesia kah?" tanya lelaki berperawakan putih dengan mata agak sipit dan berkulit putih.

"Betul," jawab saya.
Silelaki itu langsung berpaling ke rekan-rekannya yang tak jauh dari kami. "Aaa betul la, Indonesia," katanya pada para rekannya yang sama-sama akan sarapan pagi.

Wajah-wajah yang sama itu langsung bereaksi gembira. "Indonesia menang laaa," sambut mereka dengan suara senang. Tawa pun langsung membahana.

Kami berempat sungguh tak paham makna tawa dan kegembiraan mereka. "Tenang saja. Petang nanti, Indonesua menang 1-0 dengan Malaysia," tukas si lelaki yang mendatangi  kami.

Lelaki itu kembali berkisah. Petang nanti, lanjut lelaki itu. Indonesia akan melawan Malaysia di partai terakhir grup C, Asian Games. "You punya tim winla, 1-0," pungkasnya.

Kami ikut tertawa. Saya sadar bahwa ada sesuatu yang telah terjadi di Seoul itu. Saya segera tahu bahwa bandar pegang bawah. Artinya bandar pegang Indonesia.

Catatan: Sejak era 1957 hingga 2022, kita telah 101 kali bertemu Malaysia di berbagai event. Hasilnya 42 kali menang, 37 kalah, dan 22 draw.

Setelah makan pagi selesai, kisah itu langsung kami sampailan le Pak Acub, Bang ADS serta Danur. Uniknya, mereka tak kaget. "Lam, menang kita!" ujar Pak Acub ke Bang ADS.

Yang membuat surprise orang itu mengatakan si pencetak gol. "Sawor cetak gol," kata orang itu sebelum kami meninggalkan tempat.

Hasilnya, memang luar biasa, Indonesia menang 1-0 atas Malaysia di laga terakhir grup C. Dengan kemenangan itu, Indonesia lolos dari grup lewat 1 kali draw dengan  1-1, kalah 0-2 dari Arab Saudi  dan menang 1-0 atas Malaysia.

Tak lama, FAM menjatuhi hukuman pada banyak pemainnya...

Lalu, bagaimana peluang Garuda Muda di Asian Games 2022 Hangzhou? *