Qurtifa Wijaya Di Antara Remaja Majelis Ilmu Kampung Lio

Caleg DPRD Provinsi Jabar, Qurtifa Wijaya dari PKS membacakan sebuah hadish dihadapan puluhan remaja.

Qurtifa Wijaya Di Antara Remaja Majelis Ilmu Kampung Lio
Caleg DPRD Provinsi Jabar Qurtifa Wijaya (peci hitam) dari PKS membacakan sebuah hadish dihadapan puluhan remaja.

MONDE - Saya mencoba menahan diri untuk tidak bicara soal etik dan etika. Adab dan peradapan serta sopan santun. Sesuatu yang memanaskan suhu politik. Terekam pada debat capres dan cawapres belakangan ini.

Saya tidak ingin terjebak dalam keberpihakan. Masing-masing kubu tentu punya argumentasi untuk mencari pembenaran. Tergantung dari sudut mana memandang.

Sejatinya apa bedanya etika dan etik?  Bagaimana ia ditempatkan konstelasi tatanan berkehidupan dalam segenap strata?  

Etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti /étika/ n ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Etika merupakan sebuah aturan atau norma yang diterapkan oleh seseorang dalam bergaul di tengah masyarakat yang menyangkut sifat baik dan buruk.

Sedangkan Etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; 2 nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat;

Melansir dari Wikipedia, kata Etik berasal dari bahasa Inggris yang artinya ‘ethic’ dalam bahasa latin Yunani kuno kata Etik ini disebut ‘ethikos’.

Jadi Etik merupakan prinsip yang harus dipegang teguh oleh setiap insan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam mengemban sebuah tugas dan melaksanakan pekerjaan.

Saya mengambil contoh etika budaya timur. Siapa pun kita patut menaruh hormat pada orang yang lebih tua. Demikian orang tua kita mengajarkan. Adab terhadap orang yang lebih tua dalam Islam merupakan sikap dan perbuatan yang terpuji.

Tapi, hari ini, salah satu akhlak yang mulai banyak hilang adalah menghormati orang yang lebih tua. Padahal Rasulullah mengatakan, bukan termasuk umatku orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan menyayangi anak kecil.

Kamis (25/1/2024) malam, saya singgah di Kampung Lio, Pancoranmas, Depok. Kecemasan saya soal etik dan etika, sedikit meredah. Mayoritas remaja di Kampung Lio hormat pada orang tua. Mereka memperlihatkan adab dan peradaban serta sopan santun.

Puluhan remaja bergabung dalam Majlis ta'lim dan majelis zikir Muhibbin Alaydrus rutin gelar pengajian. Seminggu sekali. Dipimpin oleh ustaz Suryadi.

Semalam mereka mengundang ustaz Qurtifa Wijaya sebagai orang tua. Mereka duduk bersilah, berzikir, bersholawat dan doa bersama. Suatu pemandangan yang menyejukan mata hati dan batin. Remaja dan orang tua saling menghargai.

"Saya salut dengan remaja disini. Mereka berbeda. Mereka rutin menggelar pengajian. Mereka hadir di majelis ilmu, tumbuh dengan kegiatan positif dan berkreasi dengan berbagai keterampilan yang dimiliki," kata Qurtifa Wijaya.

Qurtifa Wijaya adalah caleg DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Depok-Bekasi. Dia dislot PKS pada nomor urut 7. Qurtifa Wijaya tidak sedang mencari simpati. Tidak juga pencitraan. Dia hadir karena menghargai undangan remaja. Pun rasa hormat kepada tokoh masyarakat yang dituakan di kampung  Lio. Dia berharap kegiatan positif anak muda Kampung Lio bisa mewabah ke remaja lainnya di Depok.

Caleg PKS ini membacakan sebuah hadish dihadapan puluhan remaja. Ada 7 golongan di hari akhir nanti yang akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT saat tidak ada perlindungan lain kecuali perlindungan Allah SWT.

"Salah satunya adalah: "Pemuda yang tumbuh dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT," kata Qurtifa Wijaya.

Para remaja tampak tertunduk. Mereka meresapi kata demi kata yang dilontarkan Qurtifa Wijaya. Seorang remaja mengaku senang Qurtifa bisa hadir di Majelis Ilmu. Bisa bertemu langsung dengan anggota dewan. Mereka berharap disupport salah satu kegiatannya yaitu seni Hadroh.

Melihat kegiatan majelis ilmu di Kampung Lio, saya yakin diluar sana, masih banyak remaja atau pemuda yang beretika memiliki rasa hormat dengan orang yang lebih tua. Tidak mengolok-olok atau memperlihatkan sikap ketidakelokan.

Pun tidak sedikit orang tua diluar sana yang mengapresiasi anak muda --selama mereka dapat menjaga etika, peradapan serta sopan santun.