PPDB Zonasi Diganti SPMB Domisili, Tajudin: Itu Lebih Baik

MONDE--Wakil Ketua DPRD) Kota Depok, Haji Tajudin Tabri (HTJ) merespons positif perubahan sistem dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 yang mengganti jalur zonasi dengan sistem berbasis domisili.

Menurut Tajudin, sistem domisili ini lebih baik dan relevan dibandingkan jalur zonasi yang sebelumnya diterapkan.

"Tanggapan saya, sistem domisili lebih baik daripada zonasi yang pelaksanaannya nggak sesuai dengan harapan para orangtua siswa. Masak' dari Beji bisa sekolah di SMAN 6, sedangkan orang Limo dan Meruyung banyak yang nggak dapat," ujar Tajudin, Minggu (2/2/2025).

Diakui Tajudin, penerapan sistem zonasi memang kerap menimbulkan polemik, terutama yang terkait distribusi siswa ke sekolah-sekolah negeri yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

Ia menambahkan, melalui sistem domisili, keterlibatan RT dan RW dalam memverifikasi tempat tinggal siswa akan membuat prosesnya mudah, transparan dan adil.

"Dengan dihapusnya jalur zonasi, nantinya RT dan RW yang berkepentingan untuk mengetahui domisili siswa. Sistem ini sudah mulai direncanakan oleh Dinas Pendidikan," ungkapnya.

Sebagai koordinator di Komisi D DPRD Depok yang membidangi pendidikan, Tajudin memastikan bahwa dirinya akan mendorong penerapan sistem domisili ini agar berjalan optimal.

Ia menilai perubahan sistem ini akan memberikan peluang yang lebih besar bagi siswa untuk mendapatkan akses pendidikan yang sesuai dengan lokasi tempat tinggal mereka.

Ia juga berharap sistem domisili dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang sering muncul dalam jalur zonasi, seperti ketidaksesuaian alokasi siswa dan jarak tempat tinggal ke sekolah.

Perlu diketahui, perubahan nama Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi SPMB ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan terbaik bagi semua anak bangsa.

Selain sistem domisili, SPMB juga menerima siswa melalui jalur prestasi, afirmasi, dan mutasi.(dri)