Perjuangan Keras The King of Clean & Jerk Rahmat Erwin Abdullah

Rahmat Erwin Abdullah manusia dengan berat badan teringan yang mampu mengangkat beban terberat di dunia.

Perjuangan Keras The King of Clean & Jerk Rahmat Erwin Abdullah
Rahmat Erwin Abdullah atlet Angkat Berat Indonesia pecahkan rekor dunia kelas 81 kg Angkatan Clean & Jerk. foto barbend.com

MONDE - Rahmat Erwin Abdullah tidak dijatuhkan dari langit begitu saja. Perjuangan keras mentakdirkannya menjadi the King of Clean & Jerk.

Rahmat tampil dikelas 81 kg Kejuaraan Dunia Angkat Besi IWF World Championships 2023 di Riyadh, Arab Saudi, Senin (11/9). Atlet Indonesia itu mampu mengangkat 209 kg Clean & Jerk.

Sekaligus pecahkan rekor dunia 208 kg yang dibukukan lifter Bulgaria Nasar Karlos May Hasan pada Kejuaraan Dunia 2021. Kalungan medali emas pun melingkari lehernya.

Sedangkan pada angkat snatch Rahmat mengangkat 145kg. Sejatinya dia bisa lebih dari itu. Hanya saja pelatih Erwin Abdullah tak ingin program Rahmat ke Asian Games Hangzhou 2023 yang sudah di depan mata dan Olimpiade 2024 Paris terganggu.

Keseluruhan Rahmat harus puas kebagian medali medali perak dengan total angkatan 354 kg. Hanya terpaut 2 kg dari peraih medali emas asal Italia Reyes Martinez Oscar dengan 356 kg.

"Alhamdulillah Rahmat sekarang menyandang dua gelar juara dunia angkatan Clean & Jerk," kata ibunda Ami Asun Budiono yang juga asisten pelatih Rahmat.

Sejatinya, menurut Ami Rahmat bisa saja meraih medali emas angkatan snatch. Tapi, pelatih tidak mengizinkannya karena Rahmat harus fokus pada program Asian Games 2023 Hangzhou yang tinggal dua pekan lagi.

"Pelatih hanya memberikan Rahmat kesempatan pada Clean & Jerk. Itu pun setelah Rahmat memintanya. Karena memang sebenarnya Kejuaraan Dunia ini hanya dijadikan ajang latihan," jelas Ami.

Rahmat sejatinya spesialis 73 kg. Dia manusia dengan berat badan teringan yang mampu mengangkat beban terberat di dunia.

Gelar itu dibuktikan Rahmat pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia. Lifter berusia 22 tahun itu mampu mengangkat beban 200 kg. Rahmat memecahkan rekor dunia milik peraih emas Olimpiade Tokyo 20220 Shin Zhiyong (Cina) yang mengukirnya pada 2019 dengan 197 kg angkatan Clean and Jerk.

"Saya berharap prestasi Rahmat mendapat pehatian dari pemerintah daerah. Sekalipun tidak, kami akan tetap berjuang demi Merah Putih," imbuh Erwin Abdullah

Pencapaian Rahmat patut diacungi jempol. Dia membangun kekuatan dalam kegelapan. Atlet angkat besi ini berlatih di tempat seadanya. Tanpa penerangan yang mumpuni selama di Makassar, tempat tinggalnya.

"Sejak tahun 2011 sampai 2022 Rahmat berlatih di Stadion Mattoangin, Makassar tanpa penerangan," kata coach Erwin Abdullah.

Kondisi itu tentu sangat membahayakan. Erwin akhirnya menggunakan lampu petromax nelayan.

"Tahun 2020 tempat latihan kami dibongkar total. Sejak saat itu kami pun tidak memiliki tempat latihan angkat besi lagi sampai sekarang," paparnya.

Salah satu sudut Stadion Andi Mattalatta (Mattoanging) Makassar menjadi saksi perjuangan Rahmat. Terletak di jalan Andi Mappanyukki, Kecamatan Mariso, dia sehari-hari berlatih di ruangan berukuran 5x5 meter bercat hijau kuning didampingi orang tuanya.

Kedua orangtua Rahmat adalah mantan atlet angkat besi pada era 90-an hingga awal 2000, Erwin Abdullah dan Ami Asun Budiono. Mereka dengan penuh sabar dan ketekunan melatihnya hingga menorehkan sederet prestasi di lomba angkat besi.

Jangan bayangkan wujudnya seperti tempat latihan yang disediakan oleh atlet profesional. Di dalam ruangan itu, justru banyak peralatan fasilitas angkat besi yang sudah mulai karatan.

"Latihan dengan alat seadanya, gimana caranya kita fungsikan itu alat. Kalau di luar, itu (alat) mungkin sudah tidak dipakai, tapi kita masih tetap fungsikan," kata Ami, ibunda Rahmat.

Barbel yang berada di ruangan latihan anaknya itu juga sudah tidak tahan banting. Maklum saja, alat itu dulunya dipakai ayah Rahmat untuk berlatih saat masih aktif menjadi atlet hingga tahun 2004.

Kendati demikian, Rahmat Erwin Abdullah, tak patah arang. Dia tetap berlatih keras. Di dadanya hanya ada satu Merah Putih. Peraih Siwo Award 2023 kategori Atlet Harapan Putra ini, bertekad tampil di Olimpiade 2024 Paris dan membawa pulang medali.

"Itu impian besar saya. Saya ingin mengibarkan bendera Merah Putih di Olimpiade Paris lewat angkat berat," tutur Rahmat.

Atlet kelahiran Kota Makassar, Sulawesi Selatan, 13 Oktober 2000 ini tak peduli dengan kondisi tempat latihan di rumahnya. Saat ini dia fokus di Pelatnas Jakarta, demi target medali emas Asian Games 2023 Hangzhou dan tiket Olimpiade Paris 2024.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman sampaikan selamat.

“Selamat kepada Rahmat Erwin Abdullah yang telah berhasil mengharumkan nama Bangsa dan Negara Indonesia melalui prestasi yang membanggakan. Dengan kemampuan disertai latihan lebih keras, saya yakin Rahmat mampu mempersembahkan prestasi lebih membanggakan pada Olimpiade 2024 di Paris,” ujarnya.*