Pemkot Depok Rancang Kurikulum Pendidikan Berbasis Smart Culture

"Tahun ini gagasan kurikulumnya dibuat, tahun depan mulai diterapkan di beberapa sekolah yang dijadikan pilot project," papar Dadang.

Pemkot Depok Rancang Kurikulum Pendidikan Berbasis Smart Culture
Kepala Bappeda Kota Depok, Dadang Wihana, memimpin rapat koordinasi tentang upaya mengembangkan smart culture dalam kurikulum pendidikan bersama perangkat daerah, pelaku ekonomi kreatif, dan pihak sekolah di Aula Sapa Saba, Lantai 3 Dibaleka 1, Rabu (23/08/23). Foto: Diskominfo

MONDE--Pasca terpilih mewakili Indonesia ke Jejaring Kota Kreatif UNESCO 2023 di bidang seni media (media arts), sejumlah langkah sedang dipersiapkan Kota Depok.

Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tengah menyusun konsep penanaman nilai kebudayaan (smart culture) ke dalam kurikulum pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

"Smart culture ini merupakan komitmen kami dengan UNESCO bahwa rencana strategis melakukan penanaman media arts di semua jenjang sekolah," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok, Dadang Wihana, Rabu (23/8/2023).

Dalam rencana penyusunan kurikulum pendidikan berbasis smart culture, Bappeda Depok menggelar rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok dan Provinsi Jawa Barat, sekolah unggulan yang sudah menerapkan media arts, dan pelaku media arts.

Terdapat empat jenis smart culture yang akan diterapkan dalam kurikulum pendidikan, di antaranya aplikasi, game, animasi, dan robotik.

"Tahun ini gagasan kurikulumnya dibuat, tahun depan mulai diterapkan di beberapa sekolah yang dijadikan pilot project," papar Dadang.

Menurutnya, penerapan kurikulum pendidikan berbasis smart culture sangat penting untuk keberlanjutan Kota Kreatif, karena media arts akan menjadi unggulan di kota bertajuk Sejuta Maulid tersebut.

"Saat ini ada sekolah yang mengajarkan siswanya codding, dan SD Islam Terpadu Al Haraki yang jadi model Google Reference School ini bisa diadopsi kurikulum di sekolahnya ke sekolah lain," kata Dadang.

Di tempat sama, Kepala Disdik Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah, menyebutkan nantinya setiap sekolah akan memiliki Kurikulum Satuan Operasional Pendidikan yang berbeda. Sekolah itu akan memiliki ciri khas sesuai kurikulum media arts yang dikembangkan.

"Kami (Disdik) akan bertemu dengan kepala sekolah untuk berkoordinasi lebih lanjut terkait penyusunan kurikulum media arts," pungkasnya.*