Pembiayaan Kendaraan Bermotor Capai Rp402,43 Triliun
hal tersebut menunjukkan penyaluran pembiayaan masih tetap tumbuh positif di tengah penurunan penjualan kendaraan bermotor.
MONDE--Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, mengatakan penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor per Juni 2024 yoy meningkat menjadi Rp402,43 triliun.
"Penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor per Juni 2024 meningkat sebesar 11,91 persen year on year (yoy) menjadi Rp402,43 triliun," kata Agusman, Selasa (6/8/2024).
Menurut dia, hal tersebut menunjukkan penyaluran pembiayaan masih tetap tumbuh positif di tengah penurunan penjualan kendaraan bermotor.
Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan (PP) kembali tumbuh sebesar 10,72 persen yoy pada Juni 2024 menjadi Rp492,17 triliun, namun melambat dibandingkan pada Mei 2024 yang tumbuh sebesar 11,21 persen yoy.
Namun dengan melihat tren penyaluran pembiayaan, diproyeksikan pembiayaan PP tetap dapat meningkat 10-12 persen sampai dengan akhir tahun 2024.
Agusman menuturkan penurunan kinerja sejumlah perusahaan pembiayaan diperkirakan antara lain karena penurunan penjualan mobil dan motor pada semester I 2024.
Perusahaan pembiayaan terus didorong untuk melakukan diversifikasi penyaluran objek pembiayaan baru, termasuk pembiayaan terhadap sektor produktif seperti pembiayaan investasi dan modal kerja untuk mendukung usaha mikro dan kecil (UMK).
Sementara itu, sampai dengan akhir semester I-2024, penyaluran pembiayaan syariah oleh perusahaan pembiayaan menunjukkan kinerja yang positif.
Per Juni 2024, nilai outstanding pembiayaan syariah tumbuh sebesar 25,17 persen yoy menjadi Rp26,76 triliun sehingga diharapkan prospek pembiayaan syariah semakin membaik.
Selain itu, saat ini terdapat empat perusahaan pembiayaan yang telah melaporkan realisasi akuisisi oleh asing, satu PP dalam proses akuisisi oleh asing, dan satu PP sedang dalam proses persetujuan akuisisi oleh asing.
Investor asing tersebut berasal dari Korea Selatan, Hong Kong, dan Jepang. Akuisisi dilakukan antara lain untuk memperkuat permodalan dan ekspansi bisnis.(ant)