Nuroji: Di Era Sekarang Dunia Pendidikan 'Didera' Banyak Persoalan

Ini tugas berat di dunia pendidikan. Jadi bukan hanya pihak sekolah, masyarakat dan orang tua juga harus melindungi anaknya dari sumber perilaku tidak baik.

Nuroji: Di Era Sekarang Dunia Pendidikan 'Didera' Banyak Persoalan
Ilustrasi

MONDE--Cara mendidik anak di era sekarang dengan jaman dulu sangat berbeda. Kini orangtua lebih melek informasi dan juga melek penggunaan media sosial. Pola asuhnya cenderung memanfaatkan perkembangan teknologi.

"Banyak perubahan cara mendidik anak, di jaman dulu dan sekarang," kata Ir Nuroji, Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi Pendidikan, Olahraga dan Sejarah, Kamis (3/8/2023).

Menurutnya, orangtua di era milenial lebih memberikan ruang kebebasan pada anaknya. Namun kemajuan informasi dan teknologi yang tak terbendung dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam mengasuh anak.

"Jika tidak ada perimbangan di dunia pendidikan akan membahayakan generasi ke depan, terlebih jika berkiblat ke asing, dan meninggalkan budaya bangsa sendiri, Indonesia," kata Nuroji.

Misalnya, lanjut Nuroji, tentang prilaku lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), yang membahayakan karena perilaku yang menyimpang.

"Mengenai LGBT harus ada langkah nyata berupa pemahaman di sekolah-sekolah. Harus ada perlindungan agar anak-anak tidak terpengaruh terhadap perilaku yang menyimpang tersebut. Kita sepakat bahwa perilaku itu menyimpang," ujar Nuroji.

Anggota Komisi X DPR RI, Ir Nuroji.

Diakui Nuroji, tugas dunia pendidikan memang berat. Lantaran itu seyogianya tidak hanya pihak sekolah yang menangani permasalahan tersebut.

"Dunia pendidikan kita menghadapi banyak persoalan di era informasi global yang negatif ini, sehingga beban guru sangat berat. Tidak hanya kepala sekolah, guru, tapi orang tua juga harus ikut mengawasi," katanya.

"Ini tugas berat di dunia pendidikan. Jadi bukan hanya pihak sekolah, masyarakat dan orang tua juga harus melindungi anaknya dari sumber perilaku tidak baik, seperti perundungan, kekerasan seksual dan tawuran," katanya lagi.

Nuroji menyebutkan 'kunci' guna menangkal hal-hal menyimpang tersebut, salah satunya menguatkan dan membangun soliditas dari seluruh stekholder agar bisa melindungi karakter bangsa Indonesia.

"Kuncinya adalah semua stekholder kompak melindungi karakter (bangsa) Indonesia, yaitu sopan-santun dan saling menghormati. Itu perlu dipertahankan untuk generasi mendatang," pungkasnya.(ird)