Mulai September, 70 Persen ASN Depok Kerja dari Rumah

Pemkot Depok akan segera memberlakukan WFH kepada para ASN. Nantinya ASN akan 30 persen work from office (WFO) dan 70 persen WFH.

Mulai September, 70 Persen ASN Depok Kerja dari Rumah
Wali Kota Depok Mohammad Idris bersama istrinya, Elly Farida, mengenakan pakaian adat tradisional Aceh Gayo di Festival Kebangsaan yang dipusatkan di Alun-alun Kota Depok, Jalan Boulevard Grand Depok City (GDC), Cilodong, Sabtu (26/8/2023). Foto: Diskominfo

MONDE--Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Depok bakal work from home (WFH) atau kerja dari rumah pada September mendatang.

Menurut Wali Kota Depok, Mohammad Idris, diberlakukannya kebijakan tersebut sebagai upaya kewaspadaan dini terhadap kualitas udara di Kota Depok, yang kini masih dalam kategori Sedang berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

“Sedang (kualitas udara). Artinya kalau memang Sedang sudah naik ini kewaspadaan kita semuanya, kita tidak mau bela-bela warga kita sedang, ringan, ekstrem segala macam, justru, menjadi tantangan buat kita lebih waspada,” kata Mohammad Idris.

Oleh karena itu, pihaknya (Pemkot Depok) akan segera memberlakukan WFH kepada para ASN. Nantinya ASN akan 30 persen work from office (WFO) dan 70 persen WFH.

“Makanya WFH segera dilakukan, 30 persen kerja, 70 persen di rumah, terus begitu dilakukan. Kecuali dinas-dinas yang memang SDM-nya dibutuhkan secara terus-menerus (pelayanan),” paparnya.

“WFH mulai September, sebab baru kemarin turun Surat Edaran (SE)-nya dari Kementerian Dalam Negeri,” katanya lagi.

Ia pun menyampaikan wacana adanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk anak sekolah, tetapi hal itu masih menunggu arahan dari Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud).

“Oh iya (PJJ) nanti berarti kalau WFH untuk ada anak-anak bisa saja. Kita lagi menunggu arahan dari Kementerian Pendidikan juga biasanya ada keputusan 3 atau 4 menteri, sehingga semuanya serentak bisa sama,” ungkapnya.

“Nanti akan ke sana (PJJ) dong kalau WFH guru-guru bagaimana mau mengajarnya?” demikian Mohammad Idris.*