Mubarokah, Dekan Wanita Termuda di Kampus Teknik Swasta Tertua di Jakarta
Mubi berkomitmen membantu Indonesia memenuhi kebutuhan insinyur berkualitas untuk mempercepat pembangunan negara.
MONDE--Sebagian orang beranggapan bahwa profesi insinyur teknik didominasi kaum Adam. Anggapan itu dinilai shahih karena kultur di dunia teknik dikenal keras dan tangguh. Terbukti dengan langkanya wanita yang berkarir sebagai insinyur.
Namun hal itu tidak berlaku bagi Mubarokah Nuriaini Dewi, ST, MT. Wanita jebolan ITS dan UI ini malah memilih berkarir sebagai insinyur (engineer). Sebelum menjalani profesi dosen, ia sempat berkecimpung sebagai process engineer di perusahaan minyak dan gas.
Tepat pada ulang tahunnya ke-35 tahun, September lalu, Mubarokah dilantik sebagai Dekan Fakultas Teknik Industri Universitas Jayabaya (FTI-UJ). Ia memecahkan rekor sebagai dekan termuda di kampus teknik swasta tertua di Jakarta. FTI-UJ sendiri berdiri pada tahun 1975 atau hampir 50 tahun lalu.
Ketika ditanya alasannya mengapa memilih karir sebagai insinyur, ia menjawab singkat sebagai panggilan alam. "Di dalam profesi insinyur, kita bisa menyelami nikmat Tuhan. Bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu tentu ada tujuannya" jawab wanita kelahiran Jayapura ini.
Ia melihat potensi besar yang dimiliki Indonesia. Selain potensi kekayaan alamnya, juga potensi sumber daya manusia yang melimpah.
"Menurut data BPS, saat ini total pemuda berumur 16-30 tahun saat ini berjumlah 70 juta orang. Kalau Bung Karno berseru berikan 10 pemuda untuk memindahkan gunung. Maka sudah berapa gunung yang bisa kita pindahkan?," tukas wanita yang biasa dipanggil Mubi ini.
Dengan mengusung slogan Unlock The Excellent, Mubi berkomitmen membantu Indonesia memenuhi kebutuhan insinyur berkualitas untuk mempercepat pembangunan negara. Salah satu program yang ingin dicanangkan Dekan FTI-UJ periode 2023-2027 ini adalah dengan menerapkan pengabdian masyarakat dari mahasiswa dan dosen sebagai salah satu bagian dari penilaian kelulusan.
Mubi juga ingin semakin banyak mahasiswa yang menghasilkan karya yang dapat dipatenkan. "Dengan program merdeka belajar yang dicanangkan Mas Menteri, saya merasa terpacu untuk menghasilkan output lulusan yang 'merakyat' dalam arti memberikan dampak langsung ke masyarakat" ujarnya.
Tentu saja hal ini tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya hubungan yang baik dengan para pemangku kebijakan. Mubi pun menyampaikan bahwa ia akan berpegang teguh pada Tri Dharma Perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat. "Yang pasti kita tidak bisa bekerja sendiri," tutupnya.*