Menunggu Sentuhan Chandra
Chandra Ramansyah boleh jadi, manusia 'pilihan untuk perubahan Kota Depok.
MONDE - Kebanyakan orang biasanya melihat kecerdasan seseorang dari cara bicaranya.
Dari kata-kata yang keluar dari mulutnya. Bahasa yang tertata dan bahasan yang 'berisi' biasanya menjadi patokan dalam menilai kecerdasan seseorang.
Cara terbaik menilai kecerdasan bukanlah dari apa yang dikatakan tetapi bagaimana mengatakannya.
Saya menyimak apa dan bagaimana Chandra Ramansyah berbicara. Bagaimana ia menyapa dan beradaptasi dengan masyarakat.
Politikus muda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mampu menguasai lingkungan. Ia juga berperilaku santun, dan rendah hati terhadap semua orang.
"Bukan hanya saat kampanye saya datang. Bukan hari ini saja. Saya pastikan ini bukan malam pertama dan terakhir. Saya akan lebih sering di tengah masyarakat," kata Chandra Ramansyah di hadapan warga Cipayung Kota Depok, Jumat (6/12).
Kontan disambut riuh warga Kecamatan Cipayung Kota Depok. Persisnya di rumah Haji Iman Yuniawan, anggota DPRD dari partai Demokrat. Iman menggelar acara Tasyakur kemenangan pasangan Wali Kota Depok Supian-Chandra pada Pilkada 2024.
Tetiba, Chandra menoleh ke belakang. Ia menyebut nama saya dan berjanji akan mengunjungi wilayah yang rawan banjir.
"Saya akan hadir satu jam saat hujan lebat bersama warga dan mencari solusi terbaik," ujar Chandra disambut tepuk tangan warga.
Saya pun tertegun. Saya baru kali pertama bertemu. Baru berjabat tangan dan bisik-bisik sebentar. Tapi, ia memiliki daya ingat dan kepekaan yang luar biasa.
Saya hadir atas undangan Iman Yuniawan. Mewakil pengurus RT 005/07 Permata Depok, Kelurahan Pondok Jaya. Bukan sebagai wartawan.
Hadir pula Lurah Pondok Jaya, Camat Cipayung, LPM se-Cipayung, tokoh agama dan pengurus RW, RT serta masyarakat sekitar.
Saya menatap keseriusan mata Chandra. Saya melihat tingkat kecepatannya menangkap masalah. Kecerdasannya menampung aspirasi warga. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Demi perubahan kota Depok yang dicita-citakan.
Suasana makin riuh saat Chandra pamit meninggalkan acara. Ia mendadak jadi 'selebriti'. Emak-emak menahan Wakil Waki Kota Depok terpilih itu. Mereka berebut foto bareng. Tak puas, bahkan, minta selfie berdua.
Menariknya sebelum foto bareng, Chandra selalu bertanya: maaf siapa namanya! Baik dengan emak-emak maupun bapak-bapak.
Sikap ini menggambarkan bahwa Chandra ingin kenal dan dekat dengan warganya. Komunikasi ini sangat efektif. Jurus ini tak semua dimiliki oleh seorang pemimpin.
Di malam itu, saya melihat wajah Chandra lelah. Tapi, saya bisa merasakan hatinya happy. Ia senang bisa dekat dengan warga. Ia senang dicintai warganya.
Hatinya akan lebih senang jika janji kampanyenya - bersama Supian Suri- Wali Kota Depok terpilih- dapat direalisasi.
"Jangan tinggalkan kami dalam membangun Kota Depok. Kawal kami untuk bisa penuhi janji-janji kampanye kami," imbuh Chandra.
Andai tak ada janji dengan lainnya, saya yakin dia tak ingin cepat-cepat beranjak meninggalkan hangatnya suasana malam di kediaman Haji Iman di Permata Depok.
Seorang filsuf Yunani Kuno, Plato, di dalam bukunya The Republic, menyatakan bahwa suatu masyarakat sebaiknya dipimpin oleh seorang intelektual (filsuf) yang memiliki pengetahuan teoritik mendalam, sekaligus kemampuan praktis untuk menerapkannya, guna menyelesaikan masalah-masalah sehari-hari.
Pemimpin yang sejati memiliki sikap dan sifat yang terbuka. Ia mampu menerima perbedaan pendapat. Ia mampu menerima perbedaan pandangan hidup. Ia melihat kritik sebagai tanda cinta yang perlu untuk dihargai.
Chandra Ramansyah lahir di Jakarta, 28 Juli 1981. Ia jebolan Universitas Indonesia jurusan komputer.
Chandra boleh jadi, manusia 'pilihan'. Ia pernah menjadi Tenaga Ahli Kemenkopolhukam RI (2016-2019) dan Tim Ahli Dewab Pertimbangan Presiden RI (2022-2024).
Tapi, ia sosok yang santun, rendah hati dan tampil dengan kesederhanaan. Saya merasakan itu saat bagaimana ia bicara perubahan Kota Depok.
Saya bersama warga menunggu sentuhannya. Somoga perubahan yang digaungkan menjadi kenyataan. Bukan sekadar harapan. Bukan janji surga setelah sekian tahun terlewatkan begitu saja.
Suryansyah
Pemred Monitor Depok, Ketua Siwo PWI Pusat
Warga Depok Pinggiran