Kiai Sebret Ajak Warga Kp Manggah Cintai Ulama dan Ikuti Sunnah Nabi

penting sekali umat Islam kembali menjalankan sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Contoh kecil, soal berhadas.

Kiai Sebret Ajak Warga Kp Manggah Cintai Ulama dan Ikuti Sunnah Nabi
Kiai Haji Muhidir Hasbi atau Kiai Sebret. Foto: Ist

MONDE--Saat ini, umat Islam, sudah banyak kehilangan para ulama kharismatiknya yang memiliki ilmu agama mumpuni.

Hal itu dikatakan Kiai Haji Muhidir Hasbi, yang lebih beken dijuluki Kiai Sebret, saat menyampaikan tausyiah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Jami Nurul Falah, Jalan Margonda Raya, Kampung Manggah, Kelurahan Depok, Pancoran Mas, Selasa (8/10/2024) malam.

Kiai Sebret yang merupakan Pimpinan Majelis Al Bahar asal Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, mengingatkan bahwa saat ini orang-orang termasuk generasi penerus umat Islam sudah mulai miskin dengan ilmu agama.

"Ini saja masih banyak ulamanya, tapi pemahaman agamanya generasi sekarang kurang. Dulu, Banten, memiliki ulama kharismatik yang terkenal di dunia. Beliau adalah Syekh Nawawi Al Bantani yang bermukim di Mekkah. Muridnya adalah para ulama besar yang bahkan nama-namanya diagungkan oleh masyarakat hingga sekarang. Di antaranya KH Kholil Bangkalan, KH Tubagus Bakri, KH aryad Thawil dari Banten, KH Asnawi Kudus, KH Ahmad Dahlan tokoh pendiri Muhammadiyah dan KH Hasyim Asyari tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU)," Kiai Sebret membeberkan.

Seperti hadits yang diriwayatkan Al Bukhari (100, 7307); Muslim (2673), "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hati manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ‘ulama. Kalau Allah tidak lagi menyisakan seorang ‘ulama pun, maka manusia akan menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh. Kemudian para pimpinan bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.

"Saat ini, ulama-ulama kharismatik itu sudah wafat. Wafatnya ulama, berarti hilangnya ilmu agama. Yuk mari kita doakan para ustaz, kiai dan ulama di Kampung Manggah panjang umur," ujar Kiai Sebret yang diamini para jamaah yang hadir, termasuk aparat pemerintahan dan ulama setempat.

Dikatakannya pula, pada momen perayaan Maulid Nabi kali ini, penting sekali umat Islam kembali menjalankan sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Contoh kecil, Kiai Sebret sedikit nyeleneh menyebut soal berhadas.

"Nabi tidak pernah mengajarkan buang hajat dengan cara duduk, tetapi jongkok. Lah ini, semua toliet (WC) dibuat duduk, kan ini tidak diajarkan Nabi," ucap Kiai Sebret mengajak umat untuk menjalankan sunnah lagi.

Pada ceramah sebelumnya, tampil juga Kiai Jamaludin LC dari Jakarta. Di hadapan ratusan jamaah, ia mengingatkan umat Islam agar memakmurkan masjid dengan selalu solat berjamaah di masjid.

"Dulu, jaman generasi salaf, jika tertinggal Takbiratul Ihram saja mereka bersedih hingga tiga hari. Kalau tertinggal tidak kedapatan salat bersama imam, mereka berduka hingga tujuh hari," kata Kiai Jamaludin.

Pada perayaan Maulid Nabi di masjid yang berlokasi di pertigaan Ramanda Sparepart Onderdil ini, ada dua perkara yang apabila dijalani membawa keselamatan dunia akherat. Pertama adalah Al Mahabah, cinta Nabi dengan cara menghidupkan sunah apa pun itu.

Kedua adalah Walmutabaah, yakni mengikuti Nabi, seperti contoh bersiwak yang sudah sering ditinggalkan umat Islam.

Salah satu manfaat bersiwak, katanya adalah menambah kefasehan pada lisan. Dan apabila datang malaikat Izroil akan dimudahkan ucapan kalimat Laa Ilahaillallah di akhir hidupnya.

Sebelum acara, panitia perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW Masjid Jami Nurul Fallah yang diketuai Muhammad Yahya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, terutama jajaran panitia, para Ketua RT di lingkungan RW 12, tokoh masyarakat, serta ibu-ibu yang sudah melancarkan kegiatan ini.

"Tak ada gading yang tak retak. Saya meminta maaf atas segala kekurangan," katanya.

Acara yang dihadiri ratusan umat muslim ini berakhir pada pukul 23.00 Wib, dan ditutup dengan pembacaan doa oleh Kiai Haji Hayatami, pengasuh pengajian malam Rabu di Masjid Jami Nurul Falah.(dri)