Kereta Api Whoos Tak Kalah dengan ICE

Presiden Jokowi menawarkan Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) menjajal naik kereta cepat Jakarta-Bandung.

Kereta Api Whoos Tak Kalah dengan ICE
Menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung.

MONDE - Juni 2006. Saya beruntung bisa naik kereta cepat. Namanya: ICE atau Intercity Express. Di Jerman. Saat liputan Piala Dunia.  

Saya ber-home base di Frankfurt. Selama 40 hari. Saya tak kesulitan soal transportasi. ICE jadi sahabat. Banyak membantu tugas jurnalistik saya. Keliling Kota Jerman. Gratis. Cukup kalungkan akreditasi liputan Piala Dunia 2006.

ICE berkecepatan 320 km/jam. Supercepat milik Deutsche Bahn (DB). Kalau di Indonesia seperti PT KAI. Dimana pun tempat pertandingan, saya kejar dengan ICE.

Kereta ekspres ini tidak hanya melayani seantero Jerman. Tapi juga ke sejumlah negara sekitar. Sebut Belanda, Austria, Prancis, dan negara-negara lain yang berbatasan langsung.

Cara naik ICE tidak sulit.  Pesan lewat online sehari sebelumnya. Pas hari H tinggal tunjukkan bukti pesanan ke petugas.

Cepat, futuristik, canggih, aman dan nyaman. Itu kesan pertama saya dengan ICE. Kereta cepat ini memiliki gerbong yang bersih. Tempat duduk yang lapang dan nyaman. Ruang bagasi kabin cukup luas. Mampu menampung tas perjalanan.

Penumpang dimanjakan dengan WiFi gratis. Juga disediakan colokan listrik untuk mencharge smartphone atau laptop.   Saya pun dengan nyaman bikin berita di ICE.

Aneka makanan dan minuman tersaji di kafe  ICE. Kita bisa membuka laptop dan menulis atau bekerja dengan tenang saat kereta berjalan. Bahkan sambil minum kopi panas serta makan.

Pengalaman 17 tahun silam itu kembali terulang. Saya kembali naik kereta cepat. Tapi bukan ICE. Juga tidak di Jerman. Melainkan di Jakarta. Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Atau Kereta Cepat Whoos.

Saya salah satu dari 171 wartawan se-Indonesia yang beruntung. Dapat undangan pembukaan Kongres PWI XXV di Istana Negara, Senin (25/9).

Presiden Joko Widodo menawarkan kami-- rombongan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)-  untuk menjajal naik kereta cepat.

"Saya tawarkan. Ini kan kongresnya di Bandung, sore ini naik kereta cepat. Yang di daerah kan pasti pengen," kata Jokowi dalam sambutannya saat membuka Kongres PWI di Istana Negara.

"Kalau mau, kalau nggak mau ya nggak usah. Kalau nggak mau juga nggak apa-apa," sambung Jokowi sambil  bercanda.

Kontan para wartawan kompak menjawab: mau....!

Joko Widodo pun berbagi cerita soal kereta cepat garapan Indonesia dan Cina itu. Naik dari stasiun pertama, di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, ke stasiun Padalarang.

"Dari Stasiun Halim sampai Stasiun Padalarang. Saya coba minggu lalu 29 menit, ditambah feeder kira-kira 13 menit. Ya kurang lebih 45 menit," ujar Jokowi.

Saya membuktikan kebenaran ucapan Jokowi. Sejak start dari Halim Perdanakusuma hingga Tegalluar kereta melaju dengan smooth. Tak ada getaran. Nyaris tak terdengar suara mesin kereta.

Ada empat stasiun pemberhentian KCJB. Yakni Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. 

Jarak Halim Perdanakusuma ke Tegalluar sejauh 158,7 km. Jika ditempuh kendaraan roda 4 butuh waktu 2 jam 15 menit. Dengan kereta biasa: 6 jam 31 menit. Itu menurut mbah google.

Catatan waktu tersebut jauh terpangkas dengan KCJB. Halim ke Tegalluar hanya ditempuh selama 45 menit.

Whoos tak kalah dengan ICE. Hadir dengan desain ruang yang lebih luas dan modern. Kami mendadak seperti geneasi z. Saling selfie sana-sini. Bahkan tak ragu menggoda pramugari berswafoto. Semua happy.

Kereta Cepat ini memiliki tiga kelas.  Berkapasitas total mencapai 601 penumpang. Ada ruang khusus untuk difabel. Bepergian lebih nyaman dan eksklusif dengan kereta cepat.

Whoos hadir dengan tipe terbaru. CR400AF,  dilengkapi teknologi modern dan handal serta pramugari yang senantiasa siap melayani selama perjalanan Anda.

Fitur Cabin Noise yang lebih rendah akan meredam getaran dengan lebih optimal. Perjalanan berkualitas untuk pengalaman lebih bernilai.

Usai tiba di Stasiun Tegalluar, mata kita dimanjakan dengan pemandangan indah. Hamparan sawah yang hijau serta pegunungan.

Yang tak kalah menarik, juga terintegrasi dengan kawasan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan Masjid Al Jabbar.

Sekali lagi saya katakan Whoos tak kalah dengan ICE. Terima kasih Jokowi. Terus bangun negeri tercinta ini. Indonesia …!