Kasus Bullying di SMPN 8, DP3AP2KB Depok Fokus Pulihkan Psikis Korban
Korban yang merupakan siswa inklusi, mengaku takut untuk kembali ke sekolah setelah insiden tersebut.
MONDE--Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok bergerak cepat dalam menyikapi kasus bullying (penindasan atau kekerasan) yang menimpa seorang siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SMP Negeri 8 Depok.
Pada 2 Oktober, perwakilan DP3AP2KB Kota Depok bersama Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Anak mengunjungi RS Brimob, tempat korban, yang berinisial R (15), dirawat setelah mengalami luka akibat melampiaskan frustrasinya dengan memukul kaca kelas.
Dalam kunjungan tersebut, DP3AP2KB Kota Depok bertemu dengan ayah dan ibu R.
Orang tua R menceritakan kondisi psikologis anak mereka yang mengalami trauma, akibat perundungan fisik yang kerap diterima dari teman-teman di sekolah.
Korban yang merupakan siswa inklusi, mengaku takut untuk kembali ke sekolah setelah insiden tersebut.
“Kami prihatin dengan apa yang dialami oleh ananda R. Anak-anak berkebutuhan khusus seharusnya mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman di sekolah,” kata Kepala DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari, Jumat (4/10/2024).
“Kami akan melakukan pendampingan untuk memulihkan trauma yang dialami ananda R agar ia bisa kembali bersekolah dengan aman," tambahnya.
Kepala DP3AP2KB Kota Depok, Nessi Annisa Handari. Foto: Diskominfo Depok
Selain itu, DP3AP2KB juga akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok untuk memberikan edukasi di SMPN 8 Depok terkait penanganan bullying, terutama terhadap siswa inklusi.
Tidak hanya fokus pada korban, pihaknya juga berencana untuk melakukan pendampingan terhadap siswa lain yang terlibat dalam insiden tersebut.
“Kami akan memastikan pendampingan khusus, tidak hanya kepada korban tetapi juga kepada siswa-siswa yang terlibat agar kejadian serupa tidak terulang,” tambah Nessi.
Saat ini, fokus utama DP3AP2KB Kota Depok adalah pada pemulihan psikologis korban.
Selain itu, rencana kunjungan ke sekolah akan dilakukan untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada siswa serta guru terkait pentingnya menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi seluruh siswa.
"Kasus bullying ini telah mendapat perhatian serius dari pihak berwenang, dan tindakan cepat yang diambil oleh DP3AP2KB diharapkan dapat mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang," pungkas Nessi.*