Ini Strategi Pradi-Afifah Mengatasi Pengangguran Akibat Covid-19
Angka penganguran diprediksi melonjak akibat banyak PHK karyawan. Terkait masalah ini pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna dan Afifah Alia, menyiapkan strategi mencetak 10.000 usahawan baru.
MONDE. Pandemi virus corona (Covid-19) banyak memikul sektor usaha. Tak pelak, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan lantaran perusahaan bangkrut atau melakukan efisiensi pengurangan tennaga kerja.
Hal ini pun terjadi di Kota Depok. Angka penganguran diprediksi melonjak akibat banyak PHK karyawan. Terkait masalah ini pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna dan Afifah Alia, menyiapkan strategi mencetak 10.000 usahawan baru.
Dalam misi dan visinya, Pradi-Afifah menawarkan 10 program unggulan pada Pilkada Depok, 9 Desember 2020. Salah satunya adalah peluang 100.000 tenaga kerja baru melalui peningkatan kompetensi, pengembangan usaha baru, dan penyelenggaraan bursa tenaga kerja.
Program ini mendapat apresiasi. Sebanyak 70.000 pekerja di Depok memastikan akan memberikan dukungannya. Hal itu disampaikan Ketua Pekerja Sahabat Pradi, Sucipto di Sukmajaya, Depok, Rabu (30/9/2020).
Menurut Sucipto, dari 100% jumlah pekerja di Depok, sebanyak 80% atau 70.000 menentukan pilihannya kepada pasangan Pradi-Afifah. Dukungan tersebut diberikan kepada pasangan Pradi-Afifah karena diyakini mampu menciptakan lapangan pekerjaan di tengah pandemi Covid-19.
Pradi-Afifah menyatakan akan menciptakan wirausahawan hingga ke tingkat RW di Kota Depok.
“Bang Pradi akan menciptakan lapangan pekerjaan di lingkungan RW dengan mencetak wirausahawan. Ini segala umur. Untuk membuat pabrik di tengah pandemi ini tidak mungkin. Saya kira ini solusi yang diharapkan warga Depok,” kata Sucipto.
Sucipto bilang, di tengah pandemi para pekerja sulit untuk mencari pekerjaan, apalagi mengharapkan gaji sesuai upah minimum regional (UMR). Sebab itu, merintis pengembangan UMKM di lingkungan RW serta menciptakan wadah untuk memasarkan produk UMKM di tingkat kelurahan dan kecamatan di Depok menjadi sebuah inovasi yang jitu.
“Dana Rp 500 juta setiap RW itu dapat digunakan untuk mencetak wirausahawan. Tempat pemasarannya pun ada. Contoh UMKM yang bisa disinergikan dengan Pemkot Depok adalah pembuatan seragam ASN,” ujarnya.
Pradi Supriatna mengatakan, di Depok tercatat 70.000 lebih pengangguran. Pandemi Covid-19 ini membuat jumlah pengangguran meningkat. Kondisi tersebut sudah dipikirkan Pradi-Afifah dengan mencetak 10.000 usahawan baru. “Ini teori keseimbangan. Kami tidak hanya mencetak usahawan baru, tapi juga menciptakan tempat pemasaraannya. Baik itu di tingkat kelurahan dan kecamatan,” tutur Pradi.
Pradi menambahkan bahwa dalam memasarkan produk UMKM masyarakat Depok, ia mengajak aplikator-aplikator muda Depok menjual produk UMKM Depok secara online. “Depok itu merupakan kota IT. Banyak aplikator mudanya. Jumlah aplikator di Depok itu tinggi. Ya, tertinggi di Jawa Barat dan Indonesia,” imbuhnya.