Gelar Open House Lebaran, Idris Didatangi Pastor Paroki
MONDE--Usai shalat Ied di Masjid Agung Balaikota, Wali Kota Depok Mohammad Idris menggelar Open House Lebaran di kediamannya di kawasan Cilodong, pada Sabtu (22/4/2023) pagi.
Masyarakat Depok dipersilahkan bersilaturahmi dengan Mohammad Idris dan istrinya, Elly Farida, yang juga selaku Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Depok.
Di antara kerumunan warga, terlihat pula sejumlah Pastor Paroki Gereja Katolik di Kota Depok. Ada delapan romo yang mewakili delapan paroki, tujuh gereja dan 1 wisma (Wisma Sahabat Yesus). Mereka disambut hangat oleh Mohammad Idris dan istrinya.
Menurut Pastor Gereja Santo Thomas, Kelapa Dua, Profesor Adrianus Meliala, sebagai umat dirinya mengantar para pastor untuk bersilaturahmi di momen Hari Raya Idul Fitri ke unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Depok.
“Kami kesini agar para romo mengetahui pimpinan-pimpinan daerah, sehingga hubungan baik itu dapat terjadi. Salah satu yang saya kira perlu ialah bertemu dengan Pak Wali, maka kami datang ke sini,” kata Adrianus.
Pakar Kriminologi Universitas Indonesia (UI) tersebut menilai Mohammad Idris merupakan sosok yang ramah kepada seluruh umat, dan secara kualitas juga merupakan orang baik dan mengenal umat dari agama lain.
“Dulu pernah beliau bercerita kepada kami, pengalaman beliau ketika masih kecil dan remaja, berhubungan dengan teman-teman dari lintas agama, sehingga menurut beliau soal itu (isu intoleran) bukan masalah bagi beliau, ketika beliau dikait-kaitkan dengan soal agama, mungkin juga ini soal politik ya,” tutur Adrianus.
Maka dengan silaturahmi atau kunjungan ini, ia berharap para romo semakin tahu dengan keberadaan unsur Forkopimda.
“Tentu Forkopimda juga mengetahui elemen stakeholder yang berada di Gereja Katolik,” katanya.
Di tempat sama, Mohammad Idris mengatakan bahwa Idul Fitri merupakan momentum kebersamaan. Lantaran itu dirinya menggelar Open House Lebaran.
“Termasuk juga di perayaan Natal bersama, saya selalu memberikan sedikit perhatian, karena kan banyak sekali gereja-gereja, makanya dimunculkan lembaga-lembaga sebagai sebuah representasi beberapa gabungan gereja,” papar Idris.
“Jadi, kalau saya tidak mau berkomentar dikatakan Depok kota intoleran, tanyakan mereka (warga Nasrani yang datang ke acara 0pen house), dan yang saya tahu orang Betawi itu welcome, asal kita tidak saling mengganggu,” demikian Mohammad Idris.(*/md)