MONDE--Indonesia merupakan negara kepulauan tropis yang rawan terhadap bencana alam. Salah satu penyebabnya lantaran posisi wilayah Indonesia dilalui Sirkum Pasifik atau Cincin Api Pasifik.
Sirkum pasifik adalah sabuk seismik, tempat bertemunya banyak lempeng tektonik. Inilah yang membuat posisi Indonesia menjadi rawan bencana.
Didasarkan hal tersebut serta telah banyaknya kejadian bencana alam di negeri ini, Lembaga Tanggap Bencana dan Perubahan Iklim PERINTIS merasa perlu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penanganan tanggap bencana.
Kegiatan edukasi perdana yang mengusung tema "Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK)" digelar di Kafe Waroeng Seduluran, Jalan KSU, Sukmajaya, Kota Depok, Rabu (7/9/2022).
Direktur Eksekutif Lembaga Tanggap Bencana dan Perubahan iklim PERINTIS, Yusuf Dullahi, mengapresiasi semakin banyaknya komunitas tanggap bencana yang terlibat dalam penanganan bencana di sejumlah daerah di Indonesia.
Melalui rilisnya dia berharap kegiatan edukasi ini akan meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait bencana alam, yang akhirnya akan bermuara menjadi masyarakat yang tangguh saat menghadapi bencana.
Sementara itu Dewan Pembina Lembaga Tanggap Bencana dan Perubahan Iklim PERINTIS, Usman Sadikin, mengatakan bahwa edukasi kepada masyarakat sangat penting guna menambah pemahaman tentang kebencanaan.
“Penanganan bencana alam tidak sepenuhnya dilimpahkan ke pemerintah semata, namun merupakan kewajiban kita bersama selaku saudara satu bangsa,” ujar Usman.(*/md)