Dulu Gagah, Atlet Ini Kini Hidup di Gubuk Derita

Aan Palma atlet binaraga hidup digubuk derita seluas 4 meter di kawasan Kemandoran, Jakarta Selatan

Dulu Gagah, Atlet Ini Kini Hidup di Gubuk Derita
Aan Palma atlet binaraga hidup digubuk derita seluas 4 meter di kawasan Kemandoran, Jakarta Selatan.

MONDE - Dulu gagah sebagai atlet. Kini, badannya habis. Bahkan kehidupannya sangat miris.

Aan Palma tak asing di dunia binaraga. Olahraga yang ditekuninya. Hingga dia mengibarkan bendera Indonesia.

Tapi, perputaran waktu menggores kisah berbeda di hari tua. Atlet asal DKI Jakarta ini harus hidup digubuk derita. Seluas 4 meter di kawasan Kemandoran, Jakarta Selatan.

"Bisa diliat rumah saya seperti mau roboh, karena bangunannya bukan permanen menggunakan tembok. Hanya triplek, bahkan saya sampai mau menangis karena setiap hujan kebocoran. Setiap kamar dindingnya hanya dari kardus," ungkap Aan Palma ketika ditemui di kediamannya di Kawasan Kemandoran I, Gang Subur, Jakarta Selatan, Rabu(21/2).

Ia menceritakan, sebelumnya sempat memiliki rumah sendiri yang dibangun permanen. Namun, rumah itu terpaksa dijualnya untuk menutupi kebutuhannya sehari-sehari dan biaya sekolah tiga anaknya, karena tidak memiliki pekerjaan tetap.

"Saya sempat mempunyai pekerjaan tetap di Ade Rai Gym BSD, Serpong. Namun, karena sejak 2006 tempat itu ditutup, terpaksa saya kehilangan pekerjaan. Saya pun terlilit hutang untuk menutupi biaya sehari-hari," papar Aan Palma.

Aan Palma salah satu atlet binaraga nasional. Dia pernah tampil di Asian Games Busan, Korea, 2002. Selain, meraih emas di kelas 60kg pada ajang Pekan Olahraga Nasional(PON) 2000 di Jawa Timur.

Tercatat, ia juga pernah meraih emas pada Kejurnas Binaraga di Bali pada 2001, perak di ajang Kejuaraan Binaraga Nasional Mister Indonesia pada 2006 di Palembang di kelas yang sama dan juga pernah tampil di PON Palembang 2006 namun gagal meraih medali karena pindah ke kelas 50kg.

Menurut pria kelahiran Jakarta, 12 September 1963, ia awalnya menekuni olahraga pencak silat karena Ayahnya merupakan Guru Pencak Silat di tempat kelahirannya di Palmerah, Jakarta.

"Dulu Ayah saya terkenal sebagai salah satu jawara di Kawasan Senayan dan sekitarnya dan juga Guru Pencak Silat. Makanya sejak kecil, saya berlatih Silat. Saya dikenalkan binaraga oleh atlet angkat besi Hariwibowo," papar Aan Palma atlet yang seangkatan dengan atlet binaraga nasional Syafrizal dan Arselawandi itu.

Pada awal menjadi atlet binaraga, Aan Palma yang namanya merupakan singkatan dari 'Anak Asli Palmerah' itu, sempat merogoh koceknya sendiri untuk berlatih.

"Bahkan,  jika mau ikut kejuaraan saya sempat menjual perabotan rumah seperti penggorengan, setrikaan, bahkan Kulkas untuk biaya ikut kejuaraan," kenangnya.

Pada akhir bincang-bincang, Aan Palma berharap adanya bantuan dari pihak-pihak terkait terutama, Pemerintah Pengprov DKI Jakarta atau Dinas Olahraga DKI, dan KONI DKI Jakarta, agar ia memiliki pekerjaan tetap untuk membiayai kehidupannya.

"Apa pun bentuk bantuannya akan saya terima. Saya sudah pasrah dengan kehidupan saya ini. Dua anak saya nomor dua dan tiga masih bersekolah. Saya sangat mendambakan pekerjaan apa pun yang penting halal untuk menafkahi Istri dan Anak saya," ujarnya berharap.