Diskorsing 4 Tahun, Simona Halep Bantah Doping dan Banding
Simona Halep pun tak berkutik diskorsing selama empat tahun setelah terbukti doping.
MONDE - Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) tak pandang bulu menghukum pelaku doping. Mantan petenis nomor satu putri Simona Halep pun tak berkutik diskorsing selama empat tahun.
Simona Halep, yang menjuarai Prancis Terbuka pada 2018 dan Wimbledon setahun kemudian, dinyatakan positif menggunakan zat terlarang roxadustat di AS Terbuka pada 2022.
Kemudian ditemukan adanya kelainan pada paspor biologis atletnya setelah analisis 51 sampel darah. Dia terbukti menggunakan zat terlarang roxadustat yang merupakan obat penambah darah.
Roxadustat adalah zat yang digunakan secara sah untuk pengobatan anemia. Tapi termasuk dalam daftar terlarang Badan Anti-Doping Dunia karena dianggap sebagai zat doping darah yang meningkatkan hemoglobin dan produksi sel darah merah.
Sistem paspor biologis memantau indikator darah seorang atlet dalam jangka waktu yang lama untuk mengidentifikasi penyimpangan yang dapat mengindikasikan doping.
Juara Grand Slam dua kali itu sudah diskors sementara pada Oktober 2022. Terbaru, ITIA akhirnya memperpanjang hukuman Halep menjadi empat tahun, yang berlangsung hingga 7 Oktober 2026.
“Pengadilan menerima argumen Halep bahwa mereka telah mengonsumsi suplemen yang terkontaminasi, namun memutuskan bahwa volume yang dikonsumsi pemain tidak mungkin menghasilkan konsentrasi roxadustat yang ditemukan dalam sampel positif,” bunyi pernyataan ITIA yang dirilis Selasa (12/9/2023).
Karen Moorhouse selaku Chief Executive Officer di ITIA mengatakan sanksi yang diterima Simona Halep berdasarkan bukti atau temuan yang melanggar prinsip dasar dari ABP (Paspor Biologis Atlet).
“Jumlah bukti yang perlu dipertimbangkan oleh pengadilan dalam proses roxadustat dan ABP sangatlah besar,” ujar Moorhouse.
“ITIA telah mengikuti proses yang tepat seperti yang kami lakukan terhadap individu lainnya – sesuai dengan Kode Anti-Doping Dunia – untuk memenuhi tujuan dan tanggung jawab kami menegakkan prinsip persaingan yang sehat, atas nama olahraga. Panel mengakui bahwa prosedur yang tepat telah diikuti dalam keputusan tertulis.”
Petenis Rumania berusia 31 tahun mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa dia akan mengajukan banding terhadap keputusan tersebut, yang merupakan yang terbesar dalam olahraga ini sejak Maria Sharapova, juga mantan juara Wimbledon dan peringkat 1 dunia, diskors selama 15 bulan setelah dinyatakan positif menggunakan meldonium.
“Hari ini, pengadilan di bawah program anti-doping tenis mengumumkan keputusan tentatif dalam kasus saya. Tahun lalu adalah pertandingan tersulit dalam hidup saya, dan sayangnya perjuangan saya terus berlanjut,” kata Halep.
“Saya telah mengabdikan hidup saya untuk permainan tenis yang indah. Saya mematuhi peraturan yang mengatur olahraga kita dengan sangat serius dan bangga dengan kenyataan bahwa saya tidak pernah secara sadar atau sengaja menggunakan zat terlarang apa pun. Saya menolak menerima keputusan larangan empat tahun mereka.”