Dinkes Depok Pastikan PMT Status Asupan Bergizi

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok dr Mary Liziawati mengutarakan bahwa Stunting merupakan kondisi ketika pertumbuhan tinggi balita tidak sesuai dengan tinggi ideal di usianya. 

Dinkes Depok Pastikan PMT Status Asupan Bergizi
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok dr Mary Liziawati.

MONDE - Stunting merupakan masalah global yang serius. Pemerintah bekerja keras untuk mengatasinya. Termasuk di Kota Depok, Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok dr Mary Liziawati mengutarakan bahwa Stunting merupakan kondisi ketika pertumbuhan tinggi balita tidak sesuai dengan tinggi ideal di usianya. Hal ini disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang seimbang dalam jangka waktu lama.

Lebih lanjut dikatakan Mary berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Depok sebesar 12,6 persen.

Angka ini lebih rendah dibanding target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024. 

"Dari 11 Kecamatan di Kota Depok tercatat  9.882 balita yang membutuhkan pertumbuhan sehat dengan status asupan bergizi," ungkap Mary.

Menurut Mary untuk mengatasi stunting di Kota Depok pihaknya memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) selama 28 hari. Sasaran: balita gizi kurang dan berat badan kurang.

Dikatakan PMT berbasis pangan lokal ini merupakan makanan tambahan pangan lokal yang diberikan untuk meningkatkan status gizi pada sasaran.

"Harapannya, program ini mendorong kemandirian pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan," ujarnya.

Menyinggung isu yang berkembang mengenai PMT yang tidak sesuai gizi yang diharapkan, Mary menegaskan PMT yang diterima keluarga stunting telah mememuhi standar gizi yang ditetapkan dinas kesehatan.

"Pada hari 1-6 berisi makanan kudapan dan hari ketujuh berupa makanan penuh. Semua itu kami pastikan telah memenuhi standar makanan bergizi," tegasnya.

Dia berani memastikan karena pihaknya menurunkan 38 petugas ahli gizi yang ke tiap wilayah. Hal itu untuk memastikan asupan gizi yang terkandung dalam makanan yang diberikan kepada balita.

"Kita selalu kordinasi dengan pihak catering (rekanan penyedia PMT lokal) setiap hari. Berapa takaran gizi yang harus diberikan pada tiap makanan," kata Anita Yuningsih Ahli Gizi Puskesmas Pengasinan, Depok.

Lebih lanjut diutarakan setiap pekan program tersebut akan dievaluasi. Ada perubahan atau tidak terhadap balita setelah mendapat asupan MPT bergizi.

"Kami terima masukan dan saran dari berbagai pihak. Jika ada kekurangan tentu akan kami evaluasi," ujar Anita.*