Dewan Pendidikan Kota Depok Beberkan Pendampingan Anak Usia Dini, Ini Caranya
Acara pertama adalah 'Peningkatan Kompetensi Komite dan Komunikasi Efektif Orang Tua dan Komite.
MONDE - Dewan Pendidikan Kota Depok menggelar dua acara besar untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan kompetensi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Pun memberikan pemahaman kepada guru PAUD dan TK dan orang tua se-Kota Depok dalam mendampingi anak usia dini.
Acara pertama adalah 'Peningkatan Kompetensi Komite dan Komunikasi Efektif Orang Tua dan Komite. Sedangkan acara kedua adalah workhshop 'Implementasi Kurikulum Merdeka dan Orang Tua Mendampingi Perkembangan Anak Usia Dini. Keduanya digelar di Balaikota Depok, Jumat (28/10).
Dijelaskan Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok, Dedy Martoni, dua acara ini mengumpulkan pengurus komite Sekolah tingkat SD dan SMP se-Kota Depok yang berjumlah 200 orang dan dibuka Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono.
"Kita ingin menyamakan persepsi dan meningkatkan kompetensi guru PAUD dan TK se-Kota Depok dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan sebaik-baiknya dan juga memberikan pemahaman guru PAUD dan TK sekaligus sebagai orang tua bagaimana cara mendampingi anak usia dini," jelas Dedy Martoni, Sabtu (29/10).
Menurutnya, pola pendampingan orangtua kepada anak usia dini yang paling tepat saat ini dikaitkan dengan implementasi Kurikulum Merdeka harus dilakukan bersama-sama dan selaras serta sejalan antara pola asuh orangtua di rumah dengan guru di PAUD atau TK di sekolah.
"Kurikulum Merdeka maupun pola pendampingan yang sama yang dilakukan orangtua dan guru diantanya, sama-sama berangkat dari potensi yang dimiliki anak. Setiap anak membawa segala pengetahuan yang telah dimilikinya," ujar Dedy.
Untuk diketahui, imbuhnya, setiap anak membawa segala pengetahuan yang telah dimilikinya. Oleh karenanya, pengalaman belajar hendaknya mengandung sebagian unsur yang sudah dikenal anak dan sebagian lainnya merupakan pengalaman baru.
"Belajar harus menantang pemahaman anak, artinya aktivitas pembelajaran yang dirancang harus menantang anak untuk mengembangkan pemahaman sesuai dengan apa yang dialaminya," paparnya.
Belajar juga dilakukan sambil bermain. Belajar melalui bermain dapat memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan.
"Bisa enggunakan alam sebagai sarana pembelajaran. Alam merupakan sarana belajar yang tak terbatas bagi anak untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam membangun pengetahuannya," lanjutnya.
Proses belajar juga dilakukan melalui sensorinya. Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorik atau indrawinya. Maka, pembelajaran hendaknya memberikan stimulasi yang dapat merangsang setiap kemampuan yang dimiliki anak.
Belajar juga membekali keterampilan hidup. Belajar harus dapat membekali anak untuk memiliki keterampilan hidup (life skill) sesuai dengan kemampuan anak.
"Belajar sambil melakukan pembelajaran, proyek memberikan kesempatan pada anak untuk aktif, mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagai pengetahuan baru," beber Dedy.
Dalam kesempatan ini, Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono melihat, kegiatan ini baik untuk menciptakan generasi unggul guna menyongsong Indonesia Emas 2045 mendatang.
"Para pelaku pengelola PAUD, TK dan komite di Kota Depok harus bisa membuat anak-anak kita menjadi generasi emas yang akan datang menjadi sehat badannya, pikirannya bagus, sosialisasinya bagus," ujar Iman.
Pria yang akrab disapa Bang Imam ini juga mengimbau kepada PAUD maupun TK agar segara mendaftarkan lembaga mereka ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok. Pasalnya, jika belum terdaftar, tidak akan mendapat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
"Pengelolah PAUD dan TK harus daftar di Dinas Pendidikan atau Kementerian Agama (Kemenag), supaya nanti hal-hal yang kami bisa bantu terhadap operasional kelembagaan bisa dilakukan. Lembaga yang belum berizin, segera mendaftar sehingga nantinya kalau ada bantuan-bantuan hibah bisa dilakukan," jelasnya.