Dampak El Nino, Asosiasi Minta Sinkronisasi Harga Jagung
“Kita di Jawa Timur sudah beli dengan harga Rp6.400-6.500 per kg. Sedangkan HAP itu Rp5.000 pr kg, sehingga selisihnya sudah cukup besar,” ucapnya.
MONDE--Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Indonesia meminta pemerintah melakukan sinkronisasi kebijakan harga pakan jagung agar tidak memberatkan peternak di tengah fluktuasi harga dan dampak El Nino.
“Sinkronisisasi dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan agar apa yang menjadi kebutuhan kita para peternak terpenuhi,” kata Wakil Ketua Umum Pinsar Indonesia, Hidayaturrahman, saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR Jakarta, Senin (18/9/2023).
Hidayat mengatakan, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) sudah menetapkan Harga Acuan Pemerintah (HAP) pakan jagung sebesar Rp5.000 per kg. Namun, harga pakan jagung saat ini sudah jauh melambung tinggi dan sebagian besar peternak tidak bisa mendapatkan pakan jagung dengan harga subsidi.
“Kita di Jawa Timur sudah beli dengan harga Rp6.400-6.500 per kg. Sedangkan HAP itu Rp5.000 pr kg sehingga selisihnya sudah cukup besar,” ucapnya.
Di tengah turunnya produksi pakan jagung akibat dampak El Nino, ia juga menilai, sejumlah pihak turut semena-mena menaikkan harga pangan akibat kurang ketatnya pengawasan dari pemerintah.
Sedangkan dari sisi peternak, harga jual telur tidak bisa dinaikkan meski biaya produksi meningkat karena terhalang aturan Harga Acuan Penjualan di tingkat konsumen yang sebesar Rp27.000 pr kg.
“Kita sering sekali mendapatkan sebuah tekanan bahwa telur itu menjadi bagian dari 13 kebutuhan bahan pokok penting. Sehingga kita akan ditekan yang terkait dengan inflasi. Nah kalau ongkos produksi kita naik sedangkan harga itu dikunci, peternak ini pasti akan menjadi korban yang di tengah,” jelasnya.
Jika nantinya pemerintah memutuskan untuk impor bahan pakan jagung untuk memenuhi kebutuhan peternak, Pinsar turut meminta agar impor tersebut tidak membuat peternak menjadi korban dari harga yang tidak terkendali.
“Satu sisi itu tidak mengizinkan, namun mendorong kita untuk bisa diizinkan impor dalam arti impor ini hanya untuk memenuhi jika memang itu kurang dan kita sepakat di peternak ini agar pertanian ini makmur tapi jangan sampai kita menjadi korban dari pada harga yang tidak terkendali seperti hari in,” tambahnya.
Adapun berdasarkan data Panel Harga Pangan milik Bapanas pada Senin (18/9) siang, harga rata-rata nasional jagung di tingkat peternak adalah Rp6.780 per kg dengan harga tertinggi berada di Papua dengan Rp11.950 per kg dan harga terendah sesuai HAP yakni Rp5.000 kg berada di Sulawesi Barat.(ant)