Carter Pesawat, Kontingen Indonesia Asian Para Games 2022 Terbang ke China
Kontingen Indonesia berkekuatan 266 orang yang terdiri atlet, ofisial, dan medis.
MONDE- Kontingen Indonesia menuju Hangzhou, China, Senin (16/10/2023). Mereka terbang dengan pesawat carter Garuda Indonesia Airbus A330-300 dari Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo.
Kontingen Indonesia berkekuatan 266 orang yang terdiri atlet, ofisial, dan medis. Tim NPC Indonesia turut dihantarkan oleh anggota keluarga yang membawa doa dan restu untuk berjuang mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Pesawat kontingen Indonesia berangkat pada pukul 09.00 WIB. Menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam, kontingen Indonesia dijadwalkan akan tiba di Hangzhou pukul 16.00 WIB.
Wasekjen NPC Indonesia Rima Ferdianto mengatakan persiapan kontingen Indonesia sudah mencapai 100 persen untuk berjuang dalam Asian Para Games Hangzhou 2022.
"Persiapan sudah 100 persen sudah melalui fase tampering dan kita harapkan nanti ketika tiba di Hangzhou para atlet dapat melakukan latihan ringan, sehingga ketika pertandingan bisa memberikan performa terbaik," kata Rima di sela-sela persiapan keberangkatan kontingen Indonesia.
Diharapkan latihan yang telah dijalani para atlet selama satu tahun ke belakang mampu meraih target 10 besar yang ditetapkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.
Sementara itu, semangat yang berkobar juga dibawa oleh atlet powerlifting Abdul Hadi. Meski ditargetkan meraih medali perunggu, Abdul berharap dapat melampaui harapan tersebut.
"Pelatih menargetkan perunggu, tapi tetap berusaha bagaimana target itu bisa melesat ke atas. Pokoknya jangan menyerah, karena kita adalah kebanggaan bangsa Indonesia dan keluarga," ucapnya.
Sebanyak 130 atlet Kontingen Indonesia akan mengikuti 12 cabang olahraga (cabor) pada Asian Para Games Hangzhou 2022.
Kontingen Indonesia ditargetkan mampu meraih posisi 10 besar dalam gelaran pesta olahraga penyandang disabilitas Asian Para Games Hangzhou 2022 dengan raihan 19 medali emas, 23 medali perak dan 25 medali perunggu.*