BNI Catat Pengguna Mobile Banking Capai 11,8 Juta

BNI Catat Pengguna Mobile Banking Capai 11,8 Juta
Foto: Ilustrasi

MONDE--PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat jumlah pengguna mobile banking per Mei 2022 telah mencapai 11,8 juta atau naik 32 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Jumlah transaksi BNI Mobile Banking pun masih tumbuh secara agresif pada Mei 2022 mencapai 33 persen (yoy), dengan nominal transaksi yang ikut terkerek naik 23 persen (yoy).

"Tentunya capaian ini merupakan cerminan dari upaya kami yang senantiasa melakukan penyempurnaan dan meningkatkan nilai tambah atas layanan yang diberikan melalui BNI Mobile Banking," kata Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati, dalam keterangan resminyaBNI catat jumlah pengguna "mobile banking" capai 11,8 juta
 Sabtu, 18 Juni 2022 10:06 WIB

Konsumen melakukan transaksi pembelian dari situs e-commerce menggunakan aplikasi Mobile Banking di Palangka Raya, Kalimantan Tengah. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nym.

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat jumlah pengguna mobile banking per Mei 2022 telah mencapai 11,8 juta atau naik 32 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Jumlah transaksi BNI Mobile Banking pun masih tumbuh secara agresif pada Mei 2022 mencapai 33 persen (yoy), dengan nominal transaksi yang ikut terkerek naik 23 persen (yoy).

"Tentunya capaian ini merupakan cerminan dari upaya kami yang senantiasa melakukan penyempurnaan dan meningkatkan nilai tambah atas layanan yang diberikan melalui BNI Mobile Banking," kata Wakil Direktur Utama BNI, Adi Sulistyowati, dalam keterangan resminya, Sabtu (18/6/2022).

Adi Sulistyowati yang akrab disapa Susi melanjutkan, nilai tambah tersebut berupa pengembangan yang berkelanjutan. Perseroan menghadirkan berbagai fitur inovatif berdasarkan kebutuhan pengguna serta pengembangan teknologi, baik untuk kebutuhan nasabah ritel maupun bisnis dan tentunya mendukung transformasi layanan ke digital.

BNI juga mendorong pertumbuhan akuisisi pengguna dan aktivasi transaksi melalui berbagai program dan promosi baik dari sisi BNI maupun kerja sama dengan mitra yang turut berperan menghadirkan fitur transaksional di BNI Mobile Banking seperti e-wallet, penyedia telekomunikasi, switching company, dan lain-lain.

"Tentunya semua ini dilakukan dengan harapan untuk menjaga sekaligus meningkatkan daya tarik dan kepuasan nasabah, sehingga meningkatkan penggunaan BNI Mobile Banking," tuturnya.

Ia berpendapat persaingan perbankan saat ini fokus dalam memberikan layanan yang dapat diandalkan melalui kanal perbankan digital, bahkan banyak bank digital maupun lembaga keuangan lain yang turut menghadirkan inovasi layanan baru dan menjadi motivasi bagi perseroan untuk tetap menghadirkan layanan prima pada BNI Mobile Banking.

Oleh karena itu BNI setiap bulan rutin meningkatkan layanan mobile banking baik berupa perbaikan secara berkelanjutan, peningkatan kapabilitas, maupun layanan fitur inovasi baru untuk memberikan nilai tambah bagi nasabah pengguna BNI Mobile Banking.

Lebih lanjut, ia menilai penguatan layanan digital sangat penting dalam membantu masyarakat menekan biaya transaksi karena layanan digital dapat digunakan dari mana saja dan kapan saja, tanpa perlu mendatangi kantor cabang bank sehingga akan menghemat banyak biaya transportasi masyarakat.

"Dengan demikian, pengembangan layanan digital BNI juga turut mendukung upaya pemerintah dalam menuju masyarakat non tunai ( cashless society) serta memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan bertransaksi yang menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," ungkap Susi.

Sementara itu, Corporate Secretary BNI Mucharom menyampaikan BNI Mobile Banking merupakan product champion milik BNI yang menjadi sumber pendapatan dan pencetak laba perseroan, seperti tahun 2021 dengan pembukuan laba bersih Rp10,89 triliun atau tumbuh 232,2 persen.

Laba bersih tersebut dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat sebesar 14,8 persen (yoy) sehingga mencapai Rp31,06 triliun.

"Pencapaian ini bahkan menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui pengawasan, penanganan, dan kebijakan yang efektif membuat tingkat biaya kredit membaik menjadi 3,3 persen," ungkap Mucharom.

Mucharom menjelaskan ekspansi kinerja BNI ini berlanjut pada 2022 dengan pembukuan laba bersih pada kuartal pertama mencapai Rp3,96 triliun atau tumbuh 63,2 persen (yoy), yang dihasilkan dari PPOP mencapai Rp8,5 triliun atau tumbuh kuat 7,3 persen (yoy).(ant)