BK Kedua Tinju di Kupang Perebutkan 69 Tiket PON Aceh-Sumut
Pada BK pertama tinju, 20-30 Juli lalu, Makassar, Sulawesi Selatan, telah memperebutkan 88 tiket.
MONDE - Babak Kualifikasi (BK) kedua tinju di GOR Flobamora, Kupang, NTT, memperebutkan 69 tiket ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024.
Pertandingan yang dimulai sejak 20 Oktober dan akan berakhir 30 Oktober 2023 ini diikuti 193 petinju yang terdiri dari 124 petinju putra dan 69 putri dari 29 Pengprov Pertina. Mereka akan memperebutkan 69 sisa tiket/kuota yang disiapkan PP Pertina.
Pada BK pertama tinju, 20-30 Juli lalu, Makassar, Sulawesi Selatan, telah memperebutkan 88 tiket.
Selain itu, PP Pertina memberikan wild card bagi 10 petinju yang mengikuti SEA Games Kamboja, yang terdiri dari 7 putra dan 3 putri. Sehingga total tiket yang diperebutkan dalam BK tinju adalah 150 ditambah 10 wild card menjadi 160 tiket.
KONI Pusat memberi jatah kuota tinju sebanyak 200, di antaranya 160 diperebutkan. Sedangkan 40 diberikan kepada tuan rumah Aceh dan Sumut masing-masing 20 sesuai 20 kelas (11 kelas putra dan 9 kelas putri) yang akan dipertandingkan di PON nanti.
Ini belum termasuk kuota yang diberikan KONI Pusat kepada empat Daerah Otonom Baru: Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
BK kedua tinju dibuka PJ (Penjabat) Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake dan didampingi Ketua Umum PP Pertina Mayjen TNI (Purn) Dr. Komaruddin Simanjuntak, Tim Monev KONI Pusat Irfan Bactiar dan Kanti, Ketua Pengprov Pertina NTT Samuel Haning, Kadispora NTT Hildegardis Bria Seran, serta sejumlah pejabat lainnya.
“Apresiasi yang tinggi saya berikan kepada panitia pelaksana, Pertina, KONI Pusat maupun daerah (NTT) yang telah mempersiapkan pertandingan ini dengan baik," ujar Ayodia pada saat pembukaan.
Lebih lanjut Aryodia menungkapkan event tinju ini adalah pra PON kedua yang diikuti petinju-petinju berbakat dari berbagai provinsi di tanah air adalah pentas seleksi atlet tinju yang akan mewakili daerahnya pada ajang PON XXI di Sumatera Utara dan Aceh tahun 2024.
"Lebih dari itu event ini merupakan sarana untuk memupuk dan memperkokoh semangat persaudaraan sebagai sesama anak bangsa,” tandasnya.
Hal yang sama ditekankan Ketua Umum PP PERTINA dan Ketua Pengrov Pertina NTT. Bahkan, keduanya mengingatkan pentingnya sportivitas dalam bertanding demi lahirnya petinju-petinju berkuaitas yang siap bertanding di PON mendatang.
“Saya mengapresiasi segala pengorbanan semua Pengurus Pertina Provinsi. Tapi sesuatu hal yang punya banyak kendala. Baik kendala anggaran maupun atlet itu sendiri. Oleh karenanya penekanan saya di sini kepada wasit dan hakim supaya melaksanakan tugas secara profesional. Saya tidak mau wasit dan hakim itu yang kalah dimenangkan dan yang menang dikalahkan. Saya tidak mau. Kenapa? Karena kita sudah punya pengalaman kemarin di PON Papua,” ujar Komaruddin.
Pertandingan yang dimulai sejak hari pertama hingga sekarang berlangsung ketat dan seru. Apalagi ketika petinju tuan rumah bertanding. Suasana GOR Flobamora sangat riuh. Tapi, para penonton yang mayoritas masyarakat NTT sangat sportif ketika petinjunya harus menelan pil pahit. Mereka menerima dengan lapang dada dan tak ada protes.
“Kami harus sportif menerima kekalahan karena memang kalah. Wasit dan hakim telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Saya senang dengan penilaian ini, jangan karena tuan rumah lalu mau dimenangkan. Itu tidak boleh,” ucap Samue Haning.
Ketua KONI Provinsi Maluku Utara Djasman Abubakar juga mengakui dengan kinerja wasit dan hakim semakin baik dan dipercaya.
“Pra PON sekarang lebih baik karena wasit dan hakim sudah bekerja bagus. Tapi, masih ada satu atau dua wasit dan hakim yang perlu dikoreksi,” kata Djasman yang juga mantan Ketua Pengprov Pertina Maluku itu.*