Biadab, Israel Bunuh 103 Warga Gaza dan Melukai 223 Lainnya Setiap Hari
selain itu, Israel tidak pernah berhenti menggunakan taktik genosida lainnya.
MONDE--Pasukan Israel membunuh sedikitnya 103 warga Palestina dan melukai 223 lainnya setiap hari dalam serangan di Jalur Gaza, kata kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa, Kamis (27/3/2025).
"Sejak melanjutkan perang genosida di Jalur Gaza pada 18 Maret, Israel telah membunuh sedikitnya 103 warga Palestina dan melukai 223 lainnya setiap hari," kata Euro-Med Human Rights Monitor dalam pernyataannya.
Selain itu, Israel tidak pernah berhenti menggunakan taktik genosida lainnya sebelum 18 Maret dan telah memberlakukan kondisi hidup yang mematikan sejak 7 Oktober 2023 yang dirancang untuk memusnahkan populasi Palestina di Gaza, termasuk kelaparan dan pengetatan blokade ilegal.
Tentara Israel meluncurkan operasi udara mendadak di Jalur Gaza pada 18 Maret, menewaskan 855 orang, melukai hampir 1.900 lainnya, dan menghancurkan kesepakatan gencatan senjata serta pertukaran tahanan yang mulai berlaku pada Januari.
Serangan tersebut terjadi saat Tel Aviv terus menutup perlintasan perbatasan Gaza, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan dan pasokan makanan ke wilayah dengan populasi 2,4 juta orang tersebut.
"Pasukan pendudukan Israel juga terus mengebom rumah-rumah dengan penghuni masih berada di dalamnya, menewaskan banyak orang," kata kelompok hak asasi tersebut.
"Tanpa pembenaran militer apa pun, tentara pendudukan Israel telah melakukan kejahatan dengan menargetkan rumah-rumah — atau apa yang tersisa dari rumah-rumah itu — setiap hari, termasuk menargetkan tenda-tenda tempat warga sipil mencari perlindungan setelah hampir 18 bulan genosida," tambahnya.
"Ini adalah bagian yang jelas dari kebijakan sistematis Israel yang bertujuan membunuh warga Palestina, menghancurkan hidup mereka, dan memaksakan kenyataan mengerikan yang membuat mereka tidak dapat bertahan hidup," ucapnya.
Euro-Med Monitor mengutip kesaksian bahwa warga sipil Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel saat mencoba melarikan diri dan jasad mereka dibiarkan tergeletak di jalanan.
Sekitar 50.000 warga sipil masih terperangkap di wilayah kecil di Rafah sementara aktivitas militer Israel, seperti penembakan, pengeboman, dan penggerebekan, terus terjadi di sekitar mereka.
"Hanya dalam waktu hanya satu minggu, lebih dari 200.000 warga Palestina di Jalur Gaza telah dipaksa meninggalkan rumah mereka, dan ribuan lainnya bersiap untuk pergi dengan mencari tempat tinggal sementara. Sementara itu, layanan dasar dan keamanan tetap tidak tersedia di seluruh wilayah Gaza," kata kelompok itu.
Kelompok itu juga mengatakan bahwa diamnya komunitas internasional membuat Israel semakin berani untuk terus melakukan serangan terhadap warga Palestina di Gaza.
"Pengabaian sepenuhnya Israel terhadap aturan hukum internasional — aturan yang memberikan perlindungan khusus kepada markas besar dan karyawan PBB — adalah kejahatan internasional dengan kualitas keparahan tertinggi yang perlu ditangani segera," ujarnya.
Kelompok ini menyerukan kepada semua negara untuk memenuhi kewajiban hukum mereka dan bertindak cepat untuk menghentikan genosida Israel di Gaza.
"Warga sipil Palestina di sana harus dilindungi dengan segala cara yang memungkinkan; blokade harus dicabut sepenuhnya dan segera; pergerakan orang dan barang harus tanpa hambatan; semua perlintasan harus dibuka tanpa syarat sewenang-wenang," seru kelompok tersebut.
Mereka turut meminta pengambilan tindakan efektif untuk melindungi warga Palestina dari pembunuhan lambat dan rencana pengusiran paksa oleh Israel dan Amerika Serikat.
Lebih dari 50.200 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 113.900 lainnya terluka dalam serangan militer brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023.(Anadolu)