10 Siswa SD Asal Depok Tampil di FTBI Tingkat Jabar

“Ada lima cabang lomba yang diikuti peserta didik, di antaranya maca sajak, dongeng, biantara atau pidato, pupuh atau nyanyi dan aksara Sunda,” terangnya.

10 Siswa SD Asal Depok Tampil di FTBI Tingkat Jabar
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah (tengah), foto bersama kontingen SD asal Depok yang mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Jawa Barat, Senin (13/11/2023). Foto: Diskominfo

MONDE--Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah, melepas 10 peserta didik Sekolah Dasar (SD) asal Kota Depok untuk mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2023.

Dia meminta doa dan dukungan dari seluruh pihak agar kegiatan berjalan lancar.

“Mohon doa dan dukungan, agar kontingen asal Depok ini bisa memberikan yang terbaik dalam lomba FTBI Tingkat Provinsi Jabar 2023,” kata Siti Chaerijah seusai melepas kontingan Depok untuk FTBI tingkat Provinsi Jabar 2023 di Lapangan Balai Kota Depok, Senin (13/11/2023).

Selain melepas kontingen asal Depok, pihaknya juga melepas lima pembimbing untuk ikut mendampingi para pelajar dalam ajang tahunan tersebut. Nantinya, lomba akan dilaksanakan di Soreang Bandung tanggal 14-16 November 2023.

“Ada lima cabang lomba yang diikuti peserta didik, di antaranya maca sajak, dongeng, biantara atau pidato, pupuh atau nyanyi dan aksara Sunda,” terangnya.

Menariknya, kata Siti, beberapa peserta bukan berasal dari suku Sunda. Melainkan, dari suku Jawa, Manado dan Batak. “Mereka kami bimbing sampai benar-benar bisa menguasai Bahasa Sunda," ujarnya.

"Jadi ini menandakan bahwa kita kaya akan suku dan budaya serta tidak membeda-bedakan. Alhamdulillah tahun lalu kami juara II untuk lomba nulis aksara dan juara III lomba maca sajak. Targetnya tahun ini semua lomba, kami menangkan. Mudah-mudahan,” ungkapnya.

FTBI adalah salah satu wujud pelindungan bahasa dan sastra daerah. Yang bertujuan menjadikan generasi muda sebagai penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan menyenangkan, menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah.

Kemudian, menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah dengan penuh suka cita, serta menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan untuk mempertahankan bahasa daerah.*